Gedung DKBPPPA yang didirikan di wilayah Desa Cikande Permai dengan anggaran Rp 473.615.382,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Tiga Juta Enam Ratus Lima Belas Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Dua Rupiah) bersumber dana DAK-FISIK Bidang Kesehatan dan KB T.A. 2025.
Proyek gedung DKBPPPA yang dilaksanakan oleh CV. YANARI PUTRA sebagai pemenang tender diduga ada permainan dalam pekerjaan hingga bahan baku pekerjaan.
Saat diwawancarai salah seorang tukang bernama Ajat mengatakan saya kerja harian dengan upah Rp. 120.000 perhari, kalau untuk sepatu bot ada tapi ga dipakai.
Agus seorang tukang juga menjelaskan, kalau saya kerja setelah pemasangan pondasi, bagian pemasangan bata. Kalau untuk upah saya 150.000 perhari.
Untuk batu pondasi yang sisa itu dari batu gunung kuat sih. Kalau sepatu bot ada tapi berat, kalau mau detail coba aja ke tukang yang belakang, ucapnya.
Supri yang dimaksud dengan Agus tukang belakang saat diwawancarai menyampaikan, kalau saya upahnya 170.000 perhari, untuk batu pondasi batu kali, tapi yang sisa itu batu gunung campur sih untuk pondasi, bebernya.
Kalau untuk baja ringan penahan atap ukuran seperti itu 7,5 cm kuat sih, terangnya.
Sedangkan Irvan salah satu pengawasan dari CV YANARI PUTRA saat konfirmasi saat berada direksi kit mengatakan, kalau untuk tukang 6 orang, tapi karena sakit satu orang jadi tinggal 5 orang.
Saat ditanya tentang besi baja ringan dan K3 Irvan sibuk angkat telpon dari seseorang. Kalau batu dari kali. imbuhnya sambil ketawa tipis.
Untuk nomor bos saya gak berani untuk berikan ke Abang, karena saya jaga kepercayaan jangan nanti saya dimarahin dan dipecat, tutupnya.
Dilokasi tidak ditemukan pengawas dari pemerintah terkait untuk memantau pekerjaan gedung DKBPPPA ada apa patut dicurigai.
Baja ringan penahan atap terlihat sangat kecil dan tipis diduga tidak akan bertahan lama.
Reporter: Redaksi
