Serang, -- Lis Nurlina, peserta pelamar pegawai RSUD Labuan diduga merasa dirugikan oleh panitia perekrutan pegawai RSUD Labuan dan Cilograng yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten.
Untuk itu, guna menyampaikan keluhan terkait kerugian yang dialaminya, Lis mendatangi Kantor Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) Banten yang berlokasi di Ciceri, Kota Serang.
Dihadapan Ketua PWI Banten, Rian Nopandra dan jajaran. Lis mengaku merasa didzolimi oknum panitia, hal itu dikarenakan dirinya sudah masuk diterima sebagai pegawai dan sudah bekerja di RSUD Labuan, akan tetapi panitia penerimaan memberitahu jika dirinya harus berhenti bekerja melalui sambungan telepon.
"Saya sudah melakukan MoU dengan pihak RSUD Labuan, bahkan sudah bekerja. Namun panitia menghubungi saya agar saya berhenti bekerja,"ucap Iis, Rabu(11/06/2025).
Mendapatkan kabar tersebut, sontak saja Iis merasa kaget. Bahkan ia langsung mencari informasi terkait penyebab kenapa ia diberhentikam. Namun setelah diinformasikan ternyata ia dianggap tidak memenuhi syarat karena setifikat BTCLS( Basic Trauma and Cardiac Life Support) tidak berlaku.
Tentu saja kata Iis, alasan itu tidak dapat diterima. Karena sebelumnya, dalam proses penerimaan, panitia tidak menjelaskan secara rinci persyaratan sertifikatnya. Kalau pun demikian, sejak dari awal langsung saja digugurkan.
"Dari awal tidak ada pernyataan yang menyebabkan saya digugurkan. Hanya harus melampirkan sertipikat BTCLS saja,"ujar Iis lagi.
Lis berharap, pemerintah Provinsi Banten mendengarkan keluhan dari para peserta penerimaan pegawai RSUD Cilograng dan Labuan. Karena saat ini, yang digugurkan, karena terkini, kata Iis, mayoritas peserta yang digugurkan saat ini sedang menganggur.
"Kan kita sudah resign dari pekerjaan awal. Karena itu saya sangat berharap ada kejelasan dari Pemerintah soal nasib kami,"tutup Iis.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Banten, Rian Nopandra mengatakan, apa yang dikeluhkan oleh para peserta pegawai RSUD Labuan dan Cilograng yang digugurkan akan menjadi perhatian PWI Banten. Karena sebagai wartawan pihaknya merasa terpanggil untuk mengawal persoalan yang terjadi saat ini.
"Kita memantau kasus ini dari awal. Persoalan yang menimpa ibu Iis dan kawan kawan inj akan menjadi atensi PWI dan akan kami kawal sampai ada kejelasan,"kata Rian.
Reporter: Distributor Rilis