Serang, -- Raut kesedihan terlihat dari wajah warga Desa Silebu disaat para Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah selesai tugas dan akan kembali ke Barak.
Hampir satu bulan para prajurit dengan loreng indah ini berbaur dengan warga desa silebu hingga terasa dihati mereka akan rasa ikatan persaudaraan dalam kesederhanaan hingga terlihat dari mata yang berkaca - kaca rasa perpisahan tersebut, Senin, 04 Juni 2025.
Dari sudut pandangan mata terlihat juga seorang ibu yang menggunakan pakaian sederhana berbaju daster warna kuning sambil mengendong sang buah hati, rumah dahulu dia tempatin berdinding bambu dan bocor, kini berubah seperti istana kecil setelah para prajurit merubahnya hingga membuat dirinya nyaman menepati.
Namun, Bukan hujan yang membasahi tanah desa silebu akan tetapi tetesan air mata warga yang merasa sedih tak ingin berpisah dengan para prajurit yang membuat mereka nyaman bukan sekedar pembangunan saja.
Pagi itu, suara menenangkan hati yang yang mereka dengar tidak terdengar lagi, disaat para prajurit dengan satu persatu mengangkat barang - barangnya keatas mobil berwarna hijau dengan plat nomor TNI.
Hampir satu bulan penuh ( 30 Hari) Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke - 124 bekerja tanpa rasa cape membangun fisik juga kehidupan bermasyarakat.
Delapan rumah yang dulunya rapuh kini berdiri megah, jalan yang menghubungkan desa Silebu dengan Sukajadi telah diperbaiki, dan fasilitas umum seperti musala dan MCK telah dibangun. Semua itu adalah hasil dari kerja keras dan keikhlasan para prajurit yang tak kenal lelah.
Namun, yang paling berkesan adalah hubungan yang terjalin antara anggota satgas dan masyarakat. Anak-anak yang dulunya pemalu kini berlari-lari, tertawa lepas saat mengantar para tentara ke pinggir jalan. Pelukan erat dan bisikan terima kasih mengalir dari warga, menandakan betapa mereka akan merindukan kehadiran para prajurit. “Jangan lupakan kami,” ucap mereka, mengekspresikan rasa syukur yang mendalam.
Letkol Arm Oke Kistiyanto (Dansatgas TMMD Ke-124) dengan wajah tegar meskipun terlihat mata yang sebab menahan rasa sedih, " Kami datang bukan untuk membangun desa saja, tetapi juga harapan. Walaupun kami pergi akan tetapi hati dan jiwa ada disini, ucapnya dengan suara tegas namun bergetar rasa kesedihan.
Dahulu hanya jalan setapak yang sulit dilalui kini telah disulap menjadi jalan penghubung antar desa. Desa di ujung timur Kabupaten Serang telah berubah. Anak-anak berlarian menuju sekolah dengan ceria, tanpa rasa takut yang menghantui orang tuanya.
TMMD Ke-124 mungkin telah usai, tetapi jejak kebersamaan dan harapan yang ditinggalkan akan terus hidup di hati warga. Dalam keheningan pagi itu, satu hal pasti: mereka akan selalu mengenang para prajurit yang telah mengubah hidup mereka, dan mungkin, suatu saat nanti, mereka akan kembali.
Warga mengiringi kepergian mereka dengan doa dan air mata, mengenang setiap momen berharga yang telah terjalin.
Reporter: Bobheri.