![]() |
Tangerang, – Proyek Sistem Air Bersih (SAB) di Desa Cileles, Kampung Bantar Panjang, yang dikerjakan CV Firma Jaya Utama dengan nilai kontrak Rp 149.015.000,00, terus jadi sorotan warga. Meski papan proyek sudah terpasang, di lapangan proyek ini sarat masalah: pekerja digaji murah Rp 130 ribu per hari, tanpa K3, dan dugaan markup anggaran semakin kuat.
Pelaksana proyek diduga bungkam, Nawa disebut sebagai pelaksana dari pihak pemborong. Tim media telah berusaha meminta konfirmasi melalui telepon dan WhatsApp. Namun, hingga berita ini diterbitkan, Pak Nawa tidak pernah mengangkat telepon maupun membalas pesan.
Sikap bungkam ini membuat publik bertanya-tanya.
“Kalau memang tidak ada masalah, kenapa lari dari konfirmasi? Sikap diam justru memperkuat dugaan adanya permainan dalam proyek ini,” tegas salah satu warga.
Pelanggaran K3 nyata dari pantauan di lapangan menunjukkan pekerja hanya mengandalkan tenaga tanpa perlengkapan keselamatan standar. Helm, sepatu safety, rompi kerja semua nihil. Padahal pekerjaan berupa galian tanah dan pemasangan pipa air jelas berisiko tinggi.
Hal ini jelas melanggar Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), yang mewajibkan kontraktor menyediakan APD serta memastikan keselamatan kerja.
Indikasi dugaan Markup anggaran dengan nilai proyek yang mencapai Rp 149 juta dianggap tidak sebanding dengan kualitas pekerjaan. Upah pekerja ditekan hanya Rp 130 ribu per hari.
Biaya APD tidak dialokasikan. Material dipertanyakan kualitas dan jumlahnya.
Warga menilai biaya riil proyek seharusnya tidak lebih dari Rp 90 juta. Selisih besar inilah yang memunculkan dugaan adanya praktik markup anggaran.
Warga mendesak tindakan tegas menuntut pemerintah desa, kecamatan, hingga inspektorat segera turun tangan. Aparat penegak hukum pun diminta tidak tinggal diam terhadap indikasi penyimpangan dana publik.
“Ini uang negara, bukan milik kontraktor. Kalau proyek kotor seperti ini terus dibiarkan, rakyat yang rugi. Kontraktor untung besar, pekerja sengsara, keselamatan dicampakkan,” tandas warga dengan nada geram.
Reporter : Acong FMC